NUNUKAN – Selain terancam kekurangan sembako, Krayan juga terancam akan menjadi gelap atau kekurangan listrik, Itu setelah kurangnya BBM yang seharusnya bisa menyuplai mesin Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD).
Hujan yang terus terjadi di Krayan, membuat kondisi jalan sangat sulit dilewati. Hal itulah yang menjadi faktor utama BBM terkendala distribusinya.
Camat Krayan Induk, Rony Firdaus mengaku, pasokan BBM sesungguhnya juga tersedia dari Malaysia, hanya saja akses jalan ke Krayan sangat sulit dilewati.
“Kita pasokannya ada dua, dari Indonesia masuk, dari Malaysia juga. Tapi kalau yang dari Indonesia, kendala saat ini cuaca tidak baik untuk pesawat, penerbangan banyak di cancel karena cuaca,” ujar Rony ketika dikonfirmasi, Rabu (19/2).
Tidak berbeda dengan pasokan yang dari Malaysia, juga terkendala curah hujan tinggi yang membuat jalan tidak dapat diakses. Belum lagi, sudah selama dua pekan lebih, aktivitas di perbatasan sedang macet.
“Ya, sudah dua Minggu, bahkan ini masuk Minggu ketiga, aktivitas di perbatasan baik itu sembako termasuk BBM, terhenti karena masalah jalan, otomatis persediaan semakin berkurang, utamanya sembako yang dari Malaysia termasuk BBM, ada juga solar dan material bangunan,” beber Rony.
Itupun akhirnya membuat ketersediaan BBM untuk PLTD Krayan Induk, mengalami kendala distribusinya, bahkan untuk di Suplai ke Krayan Selatan, sementara tidak bisa dilakukan dahulu.
Di dataran tinggi Krayan sendiri, ada 3 PLTD yang melayani kebutuhan listrik masyarakat, masing masing, PLTD Long Bawan, di Kecamatan Krayan Induk. Kemudian PLTD Long Layu dan PLTD Lokasi Tang La’an, di Kecamatan Krayan Selatan.
Terpisah, Camat Krayan Selatan, Oktafianus Ramli juga mengeluhkan keadaan kondisi Krayan saat ini. Dia juga mengetahui, Krayan akan menghadapi krisis listrik. Itu setelah distributor melaporkan tidak bisa lagi mengangkut BBM ke PLTD karena jalan yang susah dilewati dan biayanya tidak sesuai.
“Ya, dua hari lagi mungkin Krayan Selatan tidak ada listrik dulu sementara. Namun kalau kondisi seperti itu, bukan aneh buat kami, karena tahun 2023 lalu pernah listrik menyala lima jam saja, dari Jam 22.00 wita sampai 02.00 wita,” ungkap Oktafianus.
Dengan keadaan ini, masyarakat Krayan Selatan juga hanya pasrah, dan menyiapkan getah damar untuk penerangan. Mereka akan kembali ke masa lalu menggunakan damar.
Namun sejauh ini, Pemerintah Kecamatan Krayan sudah melaporkan kondisi daerah mereka ke pemerintah kabupaten. Namun, tetap masyarakat hanya bisa menunggu. (afw)