Di Sambar Petir, Rumah di Sei Menggaris Ludes Terbakar

NUNUKAN – Sebuah rumah dua lantai di Desa Seakaduyan Taka, Kecamatan Sei Menggaris, habis di dilalap sijago merah sekitar pukul 17.15 Wita, Sabtu (5/4) kemarin.

Rumah tersebut, diduga tersambar petir hingga membuat percikan api diatas rumah, yang memicu terjadinya kebakaran besar.

Sekretaris Desa Desa Seakaduyan Taka, Tarto mengatakan, rumah yang terbakar tersebut adalah milik warga bernama Laning, di RT 06 Desa Seakaduyan Taka, Kecamatan Sei Menggaris.

“Rumahnya itu semi permanen, kayu di atasnya, berukuran 9 x 15 meter berlantai dua, ludes habis terbakar semua,” ungkap Tarto ketika dikonfirmasi, Minggu (6/4).

Tarto menerangkan, adapun kronologis kejadian, awalnya tepat pada sore sekitar pukul 16.10 wita, memang terjadi hujan deras namun disertai petir meski dengan intensitas sedang.

Awalnya keadaan rumah normal seperti biasanya, namun beberapa saat kemudian, terdengar petir menyambar sangat keras.

“Jadi anak-anak yang berada di rumah tersebut, berteriak karena kaget dan terkejut ada petir dengan suara keras. Awalnya saat itu pemilik rumah belum menyadari bahwa rumahnya ternyata tersambar petir,” ujar Tarto.

Diduga kuat, petir menyambar panel surya yang terletak di lantai dua. Tidak berselang lama, tepat pada pukul 17.15 wita, penghuni rumah pun akhirnya baru menyadari, rumahnya kebakaran, api sudah membesar di atap rumah dan ruangan di lantai dua.

Mengingat di lantai dua rumah tidak ditempati dan hanya dibuat sebagai gudang, menyebabkan api cepat membesar dan pada saat yang bersamaan, warga berbondong-bondong membantu memadamkan api dengan peralatan mesin pompa air dan peralatan seadanya.

Pada akhirnya, api baru padam sekitar pukul 19.34 wita, atau berselang 2 jaman lebih, api melahap habis rumah milik Laning.

“Jadi rumah habis terbakar, hanya menyisakan puing-puing bangunan, itu juga mengakibatkan kerugian yang ditaksir mencapai ratusan juta rupiah,” tambah Tarto.

Dari kejadian tersebut, Tarto pun berharap kedepan harus ada pemadam kebakaran di sejumlah desa-desa untuk mengantisipasi kebakaran hebat yang membakar rumah. Tarto mengaku, di kecamatannya memang telah ada mobil pemadam, namun itu berada di ibu kota kecamatannya jauh dari desa mereka.

“Berharap desa-desa tetap ada petugas pemadam kebakaran, meskipun mereka menggunakan alat seadanya, jika ditangani oleh yang ahlinya, kemungkinan api tidak menyambar rumah lain, atau menghabiskan rumah yang terbakar itu kecil, jadi memang harus ada petugas damkar,” harap Tarto.