NUNUKAN – Anggota DPRD Nunukan, M. Mansur, kembali menyoroti kondisi sarana dan prasarana pendidikan di wilayah Binusan yang dinilai belum mendapat perhatian memadai, terutama terkait keamanan serta kenyamanan siswa dan guru.
Dalam kunjungan lapangannya baru-baru ini, Mansur menemukan sejumlah persoalan di SMPN 2 Nunukan. Ia menyebut, sekolah tersebut belum memiliki pagar pengaman sehingga area belajar terbuka dengan lingkungan sekitar. Kondisi ini kerap membuat hewan berbisa, termasuk ular, masuk ke dalam kawasan sekolah.
“Guru dan siswa merasa tidak nyaman karena pernah ditemukan ular di lingkungan sekolah. Ini sangat membahayakan,” ujarnya, Rabu (5/11).
Selain masalah keamanan, lapangan sekolah disebut sering terendam banjir setiap kali hujan deras. Genangan tersebut menghambat kegiatan upacara, olahraga, hingga aktivitas siswa lainnya. Meskipun bangunan utama sekolah masih layak, fasilitas penunjang dinilai jauh dari standar.
Mansur juga menyoroti akses dan transportasi siswa dari Nunukan Tengah menuju sekolah di Binusan yang berjarak 2 hingga 3 kilometer. Mobil antar-jemput yang digunakan sekolah pun dinilai tidak lagi layak beroperasi.
“Kendaraan itu sudah lebih dari enam tahun dan sering rusak. Kalau rem bermasalah, risikonya sangat besar bagi anak-anak,” tegasnya. Ia meminta pemerintah menambah satu hingga dua unit kendaraan baru agar transportasi siswa lebih aman.
Di sisi lain, fasilitas air bersih dan sarana pendukung lain juga menjadi perhatian. Mansur menyebut adanya bendungan atau embung serta saluran air yang dibangun beberapa tahun lalu, namun sampai sekarang tidak dimanfaatkan untuk kebutuhan sekolah maupun rumah sakit di sekitarnya.
“Bendungan itu mubazir. Seharusnya bisa dipakai untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Pemerintah perlu segera menindaklanjutinya,” katanya.
Mansur menegaskan seluruh temuan ini menunjukkan minimnya perhatian pemerintah terhadap sektor pendidikan. Ia meminta agar alokasi anggaran tahun mendatang lebih memprioritaskan keselamatan siswa dan kelayakan sarana belajar.
“Daripada sisa anggaran dikembalikan ke negara, lebih baik dialokasikan untuk dunia pendidikan karena manfaatnya langsung dirasakan masyarakat,” pungkasnya. (adv)











